Budaya Membaca di Lingkungan Keluarga

Budaya membaca di lingkungan keluarga – Benarkah gemar membaca di kalangan anak-anak dan generasi muda pada umumnya, sudah mulai luntur?Untuk menjawab pertanyaan ini sebenarnya memerlukan data penelitian yang komprehensif. 

Namun untuk membuktikannya secara empiris, mari kita amati saja kebiasaan-kebiasaan yang lagi ngetren di kalangan anak muda khususnya di lingkungan sekitar kita.

Anak anak  lebih gemar menonton televisi untuk mengisi waktu senggangnya. Mereka sanggup berjam-jam duduk di depan televisi menyaksikan siaran kegemarannya.

Ada juga yang gemar  bermain game. Warung internet (warnet) sering dipenuhi oleh anak usia sekolah, yang pada umumnya hanya untuk bermain game

Begitu pula kebiasaan anak sekolah yang memiliki handphone polypomic yang menyediakan fasilitas internet. Fasilitas ini mereka manfaatkan untuk online facebook atau twitter.

Selain itu amak-anak muda senang pergi ke mall, cafe, acara pentas, ataupun jumpa artis. Mereka mati-matian untuk mewujudkan kegemarannya itu ketimbang pergi ke perpustakaan, toko buku, apalagi kegiatan bedah buku.  

Di sudut lain sering pula teramati lebih senangnya anak-anak untuk ngobrol, melamun, bahkan tidur ketika di perjalanan ataupun saat menunggu sesuatu daripada memanfaatkannya untuk membaca.

Nah, itu hanya contoh-contoh sederhana saja sebagai gambaran kebiasaan yang lagi ngetrend di kalangan anak sekolah. Tentu saja, tidak semuanya yang demikian.

Jika benar, apa langkah alternatif yang perlu dilakukan oleh pihak tertentu yang berkaitan dengan pendidikan anak?

Langkah alternatif yang dianggap potensial untuk mengembangkan budaya membaca adalah memberdayakan keluarga sebagai basis utama.

Rekayasa sosial yang dilakukan di lingkungan keluarga sangat tepat untuk memulai menumbuhkan gemar membaca di kalangan anak-anak.

Orang tua perlu menciptakan iklim yang mendorong anak dan anggota keluarga untuk membaca dengan kebiasaan dan tradisi keluarga.

Misalnya, kebiasaan memberi hadiah ulang tahun berupa buku bacaan yang menarik kepada anak. 

Begitu pula hadiah atas prestasi belajar yang diperoleh anak di sekolah, orang tua seyogyanya memberi hadiah buku bacaan.

Anak lebih cenderung meniru kebiasaan dan kegemaran orang tua di rumah. Jika orang tua suka membaca, anak anak akan terpancing juga untuk melakukannya.

Anak akan penasaran mengapa orang tuanya sering membaca surat kabar, majalah, dan buku-buku penting.

Menumbuhkan iklim gemar membaca perlu dilakukan secara berangsur-angsur.

Peran orangtua yang lebih penting adalah selalu memberikan dorongan mengapa membaca itu penting di samping menyediakan fasilitas baca berupa buku-buku yang menarik dan penting.

Sebaliknya orangtua perlu mereduksi waktu untuk menonton televisi di rumah.
Baca juga : Tips Membuat Anak Gemar Membaca
Adakah alternatif lain selain uraian di atas? Tentu masih banyak dan mari kita diskusikan!***