5 Trik Jitu Memotivasi Siswa untuk Menulis

5 Trik jitu memotivasi siswa untuk menulis – Rendahnya minat siswa untuk menulis kreatif bukanlah persoalan baru. Hal ini menjadi bukti bahwa menumbuhkan motivasi siswa untuk menulis bukanlah perkara mudah. Pihak sekolah terutama sekali guru, mengalami kendala dalam menumbuhkan minat menulis di kalangan siswa.

Ilustrasi gambar (pexels.com)

Pada umumnya guru sudah memahami mengapa minat siswa untuk kegiatan menulis masih rendah.

Minat untuk hal lain yang lebih memesona telah mengalahkan minat siswa untuk menulis.

Misalnya, minat untuk mengoperasikan gadget (mobile,tablet,dll) lebih tinggi sesuai perkembangan teknologi dewasa ini.

Pemanfaatan media ini telah memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan dunia lain.

Mencari dan mempelajari sesuatu yang menarik bagi mereka. Informasi dan hiburan terkini telah menyita banyak waktu siswa.

Di sisi lain, sistem pembelajaran di sekolah telah mengurung minat siswa untuk banyak menulis. Kurikulum yang sarat muatan telah menyita waktu mereka untuk mempelajari materi pelajaran sebanyak mungkin.

Mengerjakan banyak tugas di sekolah maupun di rumah.

Hambatan dan kendala tersebut bukan berarti usaha pihak sekolah telah mengalami jalan buntu. Upaya merangsang minat siswa untuk gemar menulis masih terbuka lebar.

Ada 5 tawaran yang patut dikemukakan untuk menumbuhkan minat siswa untuk menulis:

1.Sugesti menulis

Memberikan sugesti menulis lebih penting daripada menganjurkan atau menyuruh semata.

Sebab, anjuran untuk menulis kepada siswa sudah sering dilakukan oleh guru. Namun hasilnya belum efektif menumbuhkan minat siswa.

Siswa akan merasa tersugesti ketika membaca tulisan gurunya dimuat di surat kabar atau tabloid.

Begitu pula membaca karya tulis gurunya ditemukan di media internet (blog, facebook, twitter, dan lain sebagainya).

Yang lebih aktual, tentunya sugesti ketika membaca artikel gurunya ditampilkan di mading atau buletin OSIS.

2.Penguatan positif

Jika memang siswa gemar mengoperasikan gadget dan internetan. Guru perlu memberikan penguatan positif agar kegemaran itu juga diselipkan hal-hal yang berkaitan dengan menulis.

Hobi internet dan gadget tidak selalu berdampak negatif bagi siswa. Namun sebaliknya memanfaatkan kegemaran itu menjadi sesuatu yang bernilai positif.

Memberikan penguatan agar mereka memanfaatkan media sosial seperti google+, facebook dan twitter untuk menyalurkan bakat menulis.

Jika dikembangkan lebih lanjut, bisa mendatangkan kepuasan sebagai rasa aktualisasi diri. Bahkan bukan mustahil juga bisa mendatangkan uang.

3.Media menulis

Di sekolah memang perlu disediakan media komunikasi bagi siswa. Yang lebih populer adalah media komunikasi OSIS berupa mading OSIS atau buletin OSIS.

Media ini menjadi ajang untuk menyalurkan minat siswa untuk menulis. Bahkan menjadi wadah aktualisasi diri siswa.

Jika dimanfaatkan media komunikasi ini akan dapat menumbuhkan minat siswa untuk menulis walaupun secara berangsur-angsur.

Blog juga dapat menjadi wadah tempat menulis bagi siswa. Seperti blog matrapendidikan.com ini menerima tulisan berupa artikel tentang pendidikan dan yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan.

4.Lomba menulis

Muatan kurikulum pendidikan semakin berat dirasakan oleh siswa. Perhatian manajemen sekolah lebih tertumpu pada kegiatan intra-kurikuler ketimbang ekstra-kurikuler.

Kadang-kadang guru tidak memiliki kesempatan dan waktu lagi untuk mengelola kegiatan yang mengarah pada upaya menumbuhkan motivasi menulis di kalangan siswa.

Oleh sebab itu, manajemen sekolah perlu menaikkan porsi kegiatan ekstra-kurikuler di sekolah.

Dengan cara ini dapat pula diadakan lomba menulis antar kelas di sekolah, di samping kegiatan kesiswaan lainnya.

Misalnya, lomba menulis artikel, puisi, karya ilmiah,dan lain sebagainya. Kalau perlu diadakan secara periodik, misalnya setiap semester atau tiap akhir tahun pelajaran.

Tentu saja, kegiatan lomba menulis di sekolah perlu dukungan moril dan spiritual dari manajemen sekolah. Lomba menulis di sekolah juga perlu pengelolaan, akomodasi dan anggaran dana.

5.Integrasi mata pelajaran

Melatih siswa untuk biasa menulis tidak hanya melalui mata pelajaran bahasa Indonesia semata.

Setiap mata pelajaran di sekolah berpotensi untuk mengintegrasikan budaya menulis.

Misalnya, memberikan tugas membuat laporan sederhana, membuat ringkasan materi pelajaran, membuat karangan ilmiah yang berkaitan dengan mata pelajaran.

Tawaran dalam bentuk trik memotivasi siswa menulis tersebut di atas sebenarnya dapat dikembangkan dan diperluas oleh setiap guru.

Namun perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kebijakan sekolah yang berlaku.

Sebab akan sia-sia sesuatu kegiatan dilakukan oleh guru jika tidak mendapat dukungan dari manajemen sekolah.***